Bab
I
Latar Belakang
Semakin maraknya iklan luar luar
untuk pemilihan walikota daerah bandung, semakin tidak terlihat tata kota di
daerah Bandung karena merusak pemandangan yang seharusnya indah di sekitaran jalan
protocol di daerah bandung terutama di pusat kota.
Untuk pemilu walikota kali ini di
bandung terdapat 8 calon yang siap untuk meramaikan pemilihan. Ada yang di
usung dari partai ada juga yang independen semuanya dengan satu tujuan menjadi
walikota di bandung untuk periode 2013-2018.
Tidak semua pula iklan luar ruang
dapat menyentuh masyarakat kota bandung, misalnya karena penyimpanan pamflet
atau spanduk yang tidak teratur bukan orang ingin melihat tetapi malah kecewa
karena pemasangannya tidak sesuai dengan yang di tentukan.
Mungkin untuk iklan luar ruang yang
baik agar dapat menginformasikan kepada masyarakat bandung tentang adanya
pemilihan walikota bisa di sebarkan melalui audio visual, karena tidak semua
orang mau membaca pampflet atau spanduk yang berada di jalan.
Bab II
Tinjauan Pustaka
II.1
Psikologi komunikator
Ketika komunikator berkomunikasi,
yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan, tetapi juga keadaan dia
sendiri. Ia tidak dapat menyuruh pendengar hanya memperhatikan apa yang ia
katakan. Pendengar juga akan memperhatikan siapa yang mengatakan. Kadang-kadang
siapa lebih penting dari apa. (Rahkmat, 2008 : 255 )
Persuasi tercapai karena
karakteristik personal pembicara, yang ketika ia menyampaikan pembicaraannya
kita menganggapnya dapat dipercaya. Kita lebih penuh dan lebih cepat percaya
pada orang-orang baik daripada orang lain: ini berlaku umumnya pada masalah apa
saja dan mutlak berlaku ketika tidak mungkin ada kepastian dan pendapat
terbagi. Tidak benar, anggapan sementara penulis retorika bahwa kebaikan
personal yang di ungkapkan pembicara tidak berpengaruh apa-apa pada kekuatan
persuasinya ; sebaliknya, karakternya hampir bisa disebut sebagai alat persuasi
yang paling efektif yang dimilikinya. ( Aristoteles, 1954:45 )
Faktor-faktor yang mempengaruhi
efektifitas komunikator terdiri dari kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan.
Ketiga dimensi ini berhubungan dengan jenis pengaruh sosial yang
ditimbulkannya. Menurut Herbert C.Kelman ( 1975 ) pengaruh komunikasi pada kita
ada 3 yaitu internalisasi, identifikasi dan ketundukan.
Internalisasi terjadi bila orang
menerima pengaruh karena perilaku yang di anjurkan itu sesuai dengan system
nilai yang dimilikinya. Kita menerima gagasan, pikiran atau anjuran orang lain,
karena gagasan, pikiran, atau anjuran tersebut berguna untuk memecahkan
masalah, penting dalam menunjukan arah, atau dituntut oleh system nilai kita.
Internalisasi terjadi ketika kita menerima anjuran orang lain atas dasar
rasional.
Identifikasi terjadi bila individu
mengambil perilaku yang berasal dari orang atau kelompok lain karena perilaku
itu berkaitan dengan hubungan yang mendefinisikan diri secara memuaskan dengan
orang atau kelompok itu. Hubungan yang mendefinisikan diri artinya memperjelas
konsep diri.
Ketundukan terjadi bila individu
menerima pengaruh dari orang lain atau kelompok lain karena ia berharap
memperoleh reaksi yang menyenangkan dari orang atau kelompok tersebut. Dalam
ketundukan, orang menerima perilaku yang dianjurkan bukan karena
mempercayainya, tetapi karena perilaku tersebut membantunya untuk menghasilkan
efek sosial yang memuaskan.
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi
komunikate tentang sifat-sifat komunikator. Dalam definisi ini terkandung 2 hal
(1) kredibilitas adalah persepsi komunikate, jadi tidak inheren dalam diri
komunikator; (2) kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang
selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen-komponen kredibilitas.
Atraksi faktor situasional yang
mempengaruhi atraksi interpersonal : Daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan, dan
kemampuan. Pada bagian ini, kita akan sedikit mengulang pengaruh atraksi fisik
dan kesamaan dalam hubungannya dengan efektifitas komunikasi, yakni mengubah
sikap atau perilaku.
Kekuasaan adalah kemampuan
menimbulkan ketundukan. Seperti kredibilitas dan atraksi, ketundukan timbul
dari interaksi antara komunikator dan komunikate. Kekuasaan menyebabkan seorang
komunikator dapat memaksakan kehendaknya
kepada orang lain, karena ia memiliki sumber daya yang sangat penting.
II.2
Komunikasi verbal
Komunikasi
verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun
tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia.
Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan,
atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta
menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan
bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting.[1]
Ada
beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:
1.
Bahasa
Pada
dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa
verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu
bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama
lain.[2]
Bahasa
memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat
hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu
adalah:
a. Untuk mempelajari tentang dunia
sekeliling kita;
b. Untuk membina hubungan yang baik di
antara sesama manusia
c. Untuk menciptaakan ikatan-ikatan
dalam kehidupan manusia.
Bagaimana
mempelajari bahasa? Menurut para ahli, ada tiga teori yang membicarakan
sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa.
Teori
pertama disebut Operant Conditioning
yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi behavioristik yang bernama B. F.
Skinner (1957). Teori ini menekankan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan
(response) atau lebih dikenal dengan istilah S-R. teori ini menyatakan bahwa
jika satu organism dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung akan
member reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya
atau meniru apa yang diucapkan oleh orang lain.
Teori
kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh Noam Chomsky. Menurutnya
kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa
dari lahir.
Teori
ketiga disebut Mediating theory atau
teori penengah. Dikembangkan oleh Charles Osgood. Teori ini menekankan bahwa
manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi
terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi
oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.[3]
2.
Kata
Kata
merupakan inti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang
melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau
keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri.
Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara
kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang. [4]
II.3 Komunikasi non verbal
Komunikasi
nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa
kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai
daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis
komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat
tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau
diungkapkan karena spontan.[5]
Jenis-jenis
komunikasi nonverbal :
1. Sentuhan , sentuhan sebagai
komunikasi verbal
Haptik
adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan
dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di
punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk
komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang
penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima
sentuhan, baik positif ataupun negatif.
2. Kronemik, penggunaan waktu dalam
komunikasi nonverbal
Kronemik
adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal.
Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok
bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam
jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
3. Gerakan tubuh, meliputi kontak mata,
ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Dalam komunikasi nonverbal, kinesik
atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap
tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau
frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau
menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan
kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk
melepaskan ketegangan.
4. Proxemik, yaitu jarak, tempat atau
lokasi posisi
Proxemik
atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan
orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan
jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda
dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka
dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol
sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
·
Jarak intim
Jarak
dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini
untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
·
Jarak personal
Jarak
yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga
menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu
setengah kaki sampai empat kaki.
·
Jarak sosial
Dalam
jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam
jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain,
keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas
kaki.
·
Jarak publik
Jarak
publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga
5. Vokalik, unsur nonverbal dalam suatu
ucapan, yaitu cara bicara
Vokalik
atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara
berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya
adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara,
kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara
pengisi seperti "mm", "e", "o", "um",
saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik
hal-hal seperti ini harus dihindari.
6. Lingkungan, diantaranya adalah
penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna. Lingkungan juga
dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah
penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
II. 4 Psikologi Pesan
Proses
komunikasi yang berhubungan dengan pesan yang dikirim komunikator kepada
komunikan yang disampaikan.Psesan terbagi atas 2 yaitu :
§ Pesan
Linguistik adalah komunikasi yang dilakukan manusia dengan cara mengungkapkan
kata-kata dan kalimat. Bahasa terbagi atas 2 yaitu
§ Fungsional
adalah alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan
§ Formal
sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dibuat menurut peraturan tata bahasa.
Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata garus disusun dan
dirangkaikan sehingga memberi arti.
§ Pesan
non verbal
1.
Repetisi
Artinya mengulang kembali gagasan yang
sudah disjikan secara verbal.
Contoh : setelah saya menjelaskan
penolakan saya, saya lalu menggelengkan kepala berkali-kali.
2.
Substitusi
Artinya menggantikan lambang-lambang
verbal.
Contoh : Tanpa sepatah katapun yang
keluar dari mulut Anda, Anda dapat menunjukkan persetujuan dengan
mengangguk-angguk.
3.
Kontradiksi
Artinya menolak pesan verbal atau
memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal.
Contoh : Anda memuji prestasi teman Anda
dengan mencibirkan bibir Anda “Hebat, kau memang hebat”.
4.
Komplemen
Artinya melengkapi dan memperkaya makna
pesan nonverbal.
Contoh : Air muka Anda menunjukkan
tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
5.
Aksentuasi
Artinya menegaskan atau menggarisbawahi
pesan verbal
Contoh : Anda mengungkapkan kejengkelan
Anda dengan memukul meja.
II. 5 Persepsi
Persepsi
adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala
maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti.
Robin
mendefinisikan persepsi sebagai proses di mana seseorang mengorganisasikan dan
menginterpretasikan sensasi yang dirasakan dengan tujuan untuk memberi makna
terhadap lingkungannya.
Sedangkan
Notoatmodjo mendefinisikan persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi
cepat dan kadang tidak kita sadari, di mana kita dapat mengenali stimulus yang
kita terima.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan stimulus dapat masuk dalam rentang perhatian
seseorang. Faktor penyebab ini dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor melekat
pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang
yang mempersepsikan stimulus tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
adalah sebagai berikut :
a.
Faktor eksternal
1. Kontras
: Cara termudah untuk menarik perhatian adalah dengan membuat kontras baik
warna, ukuran, bentuk atau gerakan
§ Kontras
warna; jika seseorang naik gunung maka dianjurkan menggunakan jaket warna
jingga. Hal ini untuk memudahkan pencarian jika tersesat di gunung. Warna
jingga yang kontras dengan warna hijau disekelilingnya akan lebih cepat menarik
perhatian seseorang.
§ Kontras
ukuran; cara ini banyak dilakukan oleh perusahaan iklan, di mana mereka akan
membuat papan iklan yang besar sekali (balihoo).
§ Kontras
bentuk; diantara kumpulan orang yang kurus-kurus maka kita akan cepat menjadi
perhatian orang jika kita berbadan gemuk
§ Kontras
gerakan; gerakan akan menarik perhatian seseorang, jika benda-benda lainnya
diam.
2. Perubahan
intensitas: suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang berubah
dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.
3. Pengulangan
(repetition): iklan yang diulang-ulang akan lebih menarik perhatian, walaupun
sering kali seseorang merasa jengkel dibuatnya. Dengan pengulangan, walaupun
pada mulanya stimulus tersebut tidak masuk dalam rentang perhatian seseorang,
maka akhirnya akan mendapat perhatian.
4. Sesuatu
yang baru (novelty): suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian
daripada sesuatu yang telah kita ketahui.
5. Sesuatu yang menjadi perhatian orang
banyak: suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik
perhatian seseorang. Misalnya; jika ada segerombolan orang yang berkerumun di
rel kereta api, maka seseorang akan tertarik untuk melihat apa yang dilihat
oleh gerombolan orang tersebut.
b.
Faktor internal
Faktor
internal yang ada pada seseorang akan mempengaruhi bagaimana seseorang
menginterpratasikan stimulus yang dilihatnya. Itu sebabnya stimulus yang sama
dapat dipersepsikan secara berbeda.
1. Pengalaman/pengetahuan:
pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang
sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang diperoleh. Pengalaman
masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan
interpretasi.
2. Harapan
(expectation): harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap
stimulus. Misalnya; jika seseorang ke rumah sakit mengantarkan orang sakit
dalam keadaan gawat, ketika ada orang dengan jas putih datang, maka kita akan
langsung memanggilnya dokter. Namun jika yang datang kita tahu bukan dokter,
maka orang tersebut akan kecewa dan berteriak “Mana dokternya?”
3. Kebutuhan:
kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebut dapat masuk dalam rentang
perhatian kita dan kebutuhan ini akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan
stimulus secara berbeda. Misalnya; seseorang mendapat uang sebesar 15 juta
rupiah, seseorang akan merasa banyakr sekali bila yang dibutuhkan untuk membeli
telivisi, namun jika yang dibutuhkan untuk membeli rumah, uang sebesar itu akan
dipersepsikan sedikit.
4. Motivasi:
motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. Jika seseorang ingin lulus
dengan cum laude maka nilai B akan diinterpretasikan sebagai nilai yang buruk,
namun jika seseorang ingin cepat lulus maka nilai B adalah nilai yang sudah
baik.
5. Emosi:
emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang ada. Emosi
takut akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap rasa sakit. Jika seseorang
merasa takut maka setelah operasi akan merasa lebih sakit dibandingkan dengan
mereka yang menghadapi operasi dengan perasaan tidak takut.
6. Budaya:
seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan
orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda, namun akan mempersepsikan
orang-orang di luar kelompoknya sebagai sama saja. Inilah yang membentuk
terjadinya stereotip. Kita akan melihat orang tua sebagai sama saja cerewetnya
dan suka membanggakan masa lalunya. Demikian pula orang tua akan mempersepsikan
anak muda sekarang sebagai anak muda yang kurang tahu sopan santun dan kurang
tahu bekerja keras.
II. 6 Komunikasi antarpersonal
Komunikasi
antar personal merupakan komunikasi yang terjadi saat tatap muka antara dua
orang atau lebih, baik dalam situasi secara terorganisasi ataupun pada
kerumunan orang. Komunikasi antar personal bersifak interaksi dua arah.individu
dan individu. Verbal atau nonberbal. Komunikasi antar personal dilakukan untuk
berbagi informasi dan persaan antara yang satu dengan yang lainnya atau antar
individu dengan kelompok kecil.
Pendekatan
komunikasi antar personal
1.
Komponen utama
Komunikasi
antar personal terjadi jika pengirim menyampaikan informasi berbentuk kata-kata
kepada penerima dengan memakaii medium suara manusia. Cirinya : Spontan, tidak
berstruktur, kebetulan, tidak mengejar tujuan yang direncanakan, identitas
keanggotaan tidak jelas.
2.
Hubungan diadik
Komunikasi
yang terjadi antara dua orang yang memiliki hubungan yang jelas. Sifat dari
komunikasi ini : Spontan, informal, menerima feedback secara maksimal,
partisipan berperan fleksibel
3.
Pengembangan
Komunikasi
antarpersonal bisa dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu
komunikasi impersonal dan komunikasi intim. Oleh sebab itu derajat komunikasi
antar personal berdampak pada keluasan dan kedalamaan informasi sehingga bisa
mengubah sikap.
Efektifitas komunikasi antar personal
1.
Adanya keterbukaan
2.
Empati
3.
Dukungan
4.
Positif
5.
Kesetaraan
Bab
III
Hasil
observasi
Dalam tugas observasi untuk
pilwalkot kali ini saya mewawancarai 3 orang warga Bandung yang sudah memiliki
hak pilih. Mungkin memang terlalu cepat menarik kesimpulan dari ketiga orang
warga bandung ini. Dari seluruh warga bandung yang sudah mempunyai hak pilih.
Tetapi saya bisa mengamati bahwa iklan luar ruang yang dilakukan untuk
memperkenalkan calon walikota bandung kurang efektif.
Karenanya ketika saya mewawancarai
salah satu warga Bandung, beliau malah enggan melihat karena spanduk, pampflet,
baligo yang terpampang di jalan protocol kota Bandung di tempatkannya tidak
pada tempat yang semestinya atau malah merusak keindahan tata kota Bandung.
Alangkah baiknya untuk
menginformasikan dengan audio atau audio visual, karena mungkin bagi otang yang
terbiasa bekerja di kantor sangat jauh berbeda dengan orang yang biasa hidup
dijalan maksudnya orang yang kesehariannya dijalan seperti pedagang atau supir
dan yang lainnya.
Kehidupan yang bekerja dikantor
lebih tertuju pada kegiatan mereka yang terus berlanjut seperti itu tanpa
memperhatikan keadaan sekitar terkadan tidak sadar bahwa perubahan itu sudah
terjadi.
Misalnya seorang
warga bandung yang tidak tahu bakal ada pilwalkot, beliau baru tahu ada
pilwalkot ketika ada sosialisasi ke tempat dia dimana bekerja, makanya todak
heran seharusnya pilwalkot ini harusnya lebih bisa merangkul semua kalangan
masyarakat agar perduli tentang keadaan sekitarnya.
Bab
IV
Simpulan
Setelah mensurvei 3 orang warga
bandung ini memang belum cukup menentukan dan menyimpulkan bahwa semua orang
Bandung ini sama tapi dari ketiga orang ini, saya dapat memastikan komunikasi
melalui iklan luar ruang memang efektif bagi sebagian orang, yang kegiatan
kesehariannnya berada di jalan.
Tapi untuk beberapa orang yang
kegiatannya berada di luar ruangan mungkin informasi yang baik untuk adanya
pilwalkot ini dilakukan juga dengan iklan audio dari radio, atau iklan dari
televisi.
Setelah mewawancarai ketiga orang
tersebut alangkah baiknya para calon melakukan komunikasi efektif yang sudah di
jelaskan pada teori komunikasi anttar personal.
Karena dengan melakukan komunikasi
antarpersonal tersebut feedback dapat di terima maksimal, partisipan berperan
fleksibel dan kegiatan non verbal nya pun terlihat dan terlebih mungkin akan
mencerminkan bagaimana orang yang sedang diajak berkomunikasi tersebut
perilakunya