Sabtu, 02 November 2013

Filsafat Islam

Dalam pengertiannya filsafat itu adalah keinginan atas sesuatu, dan islam bukan hanya aqidah atau hanya keyakinan semata melainkan juga peradaban dan sikap peradaban mencakup moral material dan perasaan.
            Jadi menurut pengertian tersebut filsafat islam dapat diartikan keingintahuan atas segala sesuatu yang ada. yang tidak.dibatasi oleh peradaban islam yang mencakup moral, material dan pemikiran serta perasaan. Dan pemikiran tersebut oleh islam tidak dibatasi karena didasari oleh Al-Qur’an dan al-Hadist. Dalam pemikiran tersebut filsafat islam sangat berorientasi pada melaksanakan sesuatu adalah ibadah serta ikhlas.

            Pemikiran filsafat islam ini sangat bertolak belakang dengan pandangan para ahli filsafat yang beranggapan positivistic yaitu Logika, Hipotesa dan verifikasi”, karena mempertimbangkan bahwa manusia itu tidak bisa mengukur atas apa yang bisa hanya dilihat oleh indranya saja. karena indra tersebut memiliki keterbatasan tentang melihat sesuatu.

psikologi komunikasi

Bab I
Latar Belakang
            Semakin maraknya iklan luar luar untuk pemilihan walikota daerah bandung, semakin tidak terlihat tata kota di daerah Bandung karena merusak pemandangan yang seharusnya indah di sekitaran jalan protocol di daerah bandung terutama di pusat kota.
            Untuk pemilu walikota kali ini di bandung terdapat 8 calon yang siap untuk meramaikan pemilihan. Ada yang di usung dari partai ada juga yang independen semuanya dengan satu tujuan menjadi walikota di bandung untuk periode 2013-2018.
            Tidak semua pula iklan luar ruang dapat menyentuh masyarakat kota bandung, misalnya karena penyimpanan pamflet atau spanduk yang tidak teratur bukan orang ingin melihat tetapi malah kecewa karena pemasangannya tidak sesuai dengan yang di tentukan.
            Mungkin untuk iklan luar ruang yang baik agar dapat menginformasikan kepada masyarakat bandung tentang adanya pemilihan walikota bisa di sebarkan melalui audio visual, karena tidak semua orang mau membaca pampflet atau spanduk yang berada di jalan.



Bab II
Tinjauan Pustaka
II.1 Psikologi komunikator
            Ketika komunikator berkomunikasi, yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan, tetapi juga keadaan dia sendiri. Ia tidak dapat menyuruh pendengar hanya memperhatikan apa yang ia katakan. Pendengar juga akan memperhatikan siapa yang mengatakan. Kadang-kadang siapa lebih penting dari apa. (Rahkmat, 2008 : 255 )
            Persuasi tercapai karena karakteristik personal pembicara, yang ketika ia menyampaikan pembicaraannya kita menganggapnya dapat dipercaya. Kita lebih penuh dan lebih cepat percaya pada orang-orang baik daripada orang lain: ini berlaku umumnya pada masalah apa saja dan mutlak berlaku ketika tidak mungkin ada kepastian dan pendapat terbagi. Tidak benar, anggapan sementara penulis retorika bahwa kebaikan personal yang di ungkapkan pembicara tidak berpengaruh apa-apa pada kekuatan persuasinya ; sebaliknya, karakternya hampir bisa disebut sebagai alat persuasi yang paling efektif yang dimilikinya. ( Aristoteles, 1954:45 )
            Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikator terdiri dari kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan. Ketiga dimensi ini berhubungan dengan jenis pengaruh sosial yang ditimbulkannya. Menurut Herbert C.Kelman ( 1975 ) pengaruh komunikasi pada kita ada 3 yaitu internalisasi, identifikasi dan ketundukan.
            Internalisasi terjadi bila orang menerima pengaruh karena perilaku yang di anjurkan itu sesuai dengan system nilai yang dimilikinya. Kita menerima gagasan, pikiran atau anjuran orang lain, karena gagasan, pikiran, atau anjuran tersebut berguna untuk memecahkan masalah, penting dalam menunjukan arah, atau dituntut oleh system nilai kita. Internalisasi terjadi ketika kita menerima anjuran orang lain atas dasar rasional.
            Identifikasi terjadi bila individu mengambil perilaku yang berasal dari orang atau kelompok lain karena perilaku itu berkaitan dengan hubungan yang mendefinisikan diri secara memuaskan dengan orang atau kelompok itu. Hubungan yang mendefinisikan diri artinya memperjelas konsep diri.
            Ketundukan terjadi bila individu menerima pengaruh dari orang lain atau kelompok lain karena ia berharap memperoleh reaksi yang menyenangkan dari orang atau kelompok tersebut. Dalam ketundukan, orang menerima perilaku yang dianjurkan bukan karena mempercayainya, tetapi karena perilaku tersebut membantunya untuk menghasilkan efek sosial yang memuaskan.
            Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat komunikator. Dalam definisi ini terkandung 2 hal (1) kredibilitas adalah persepsi komunikate, jadi tidak inheren dalam diri komunikator; (2) kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen-komponen kredibilitas.
            Atraksi faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal : Daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan, dan kemampuan. Pada bagian ini, kita akan sedikit mengulang pengaruh atraksi fisik dan kesamaan dalam hubungannya dengan efektifitas komunikasi, yakni mengubah sikap atau perilaku.
            Kekuasaan adalah kemampuan menimbulkan ketundukan. Seperti kredibilitas dan atraksi, ketundukan timbul dari interaksi antara komunikator dan komunikate. Kekuasaan menyebabkan seorang komunikator dapat memaksakan kehendaknya kepada orang lain, karena ia memiliki sumber daya yang sangat penting.
II.2 Komunikasi verbal
            Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting.[1]
            Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:
1.      Bahasa
            Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain.[2]
            Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu adalah:
a. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita;
b. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia
c. Untuk menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
            Bagaimana mempelajari bahasa? Menurut para ahli, ada tiga teori yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa.
            Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini menekankan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan istilah S-R. teori ini menyatakan bahwa jika satu organism dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung akan member reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh orang lain.
            Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh Noam Chomsky. Menurutnya kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir.
            Teori ketiga disebut Mediating theory atau teori penengah. Dikembangkan oleh Charles Osgood. Teori ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.[3]
2.      Kata
            Kata merupakan inti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang. [4]

II.3 Komunikasi non verbal
           
            Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.[5]
            Jenis-jenis komunikasi nonverbal :
1. Sentuhan , sentuhan sebagai komunikasi verbal
            Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.

2. Kronemik, penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal
            Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).

3. Gerakan tubuh, meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.

4. Proxemik, yaitu jarak, tempat atau lokasi posisi
            Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
·         Jarak intim
            Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
·         Jarak personal
            Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
·         Jarak sosial
            Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
·         Jarak publik
            Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga

5. Vokalik, unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara bicara
            Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.

6. Lingkungan, diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna. Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.

II. 4 Psikologi Pesan

            Proses komunikasi yang berhubungan dengan pesan yang dikirim komunikator kepada komunikan yang disampaikan.Psesan terbagi atas 2 yaitu :
§  Pesan Linguistik adalah komunikasi yang dilakukan manusia dengan cara mengungkapkan kata-kata dan kalimat. Bahasa terbagi atas 2 yaitu
§  Fungsional adalah alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan
§  Formal sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dibuat menurut peraturan tata bahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata garus disusun dan dirangkaikan sehingga memberi arti.
§  Pesan non verbal
            1. Repetisi
Artinya mengulang kembali gagasan yang sudah disjikan secara verbal.
Contoh : setelah saya menjelaskan penolakan saya, saya lalu menggelengkan kepala berkali-kali.
            2. Substitusi
Artinya menggantikan lambang-lambang verbal.
Contoh : Tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulut Anda, Anda dapat menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-angguk.
            3. Kontradiksi
Artinya menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal.
Contoh : Anda memuji prestasi teman Anda dengan mencibirkan bibir Anda “Hebat, kau memang hebat”.
            4. Komplemen
Artinya melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.
Contoh : Air muka Anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
            5. Aksentuasi
Artinya menegaskan atau menggarisbawahi pesan verbal
Contoh : Anda mengungkapkan kejengkelan Anda dengan memukul meja.

II. 5 Persepsi

            Persepsi adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti.
            Robin mendefinisikan persepsi sebagai proses di mana seseorang mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan dengan tujuan untuk memberi makna terhadap lingkungannya.
            Sedangkan Notoatmodjo mendefinisikan persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi cepat dan kadang tidak kita sadari, di mana kita dapat mengenali stimulus yang kita terima.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
            Ada beberapa faktor yang menyebabkan stimulus dapat masuk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor penyebab ini dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut :

a. Faktor eksternal
1.    Kontras : Cara termudah untuk menarik perhatian adalah dengan membuat kontras baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan
§  Kontras warna; jika seseorang naik gunung maka dianjurkan menggunakan jaket warna jingga. Hal ini untuk memudahkan pencarian jika tersesat di gunung. Warna jingga yang kontras dengan warna hijau disekelilingnya akan lebih cepat menarik perhatian seseorang.
§  Kontras ukuran; cara ini banyak dilakukan oleh perusahaan iklan, di mana mereka akan membuat papan iklan yang besar sekali (balihoo).
§  Kontras bentuk; diantara kumpulan orang yang kurus-kurus maka kita akan cepat menjadi perhatian orang jika kita berbadan gemuk
§  Kontras gerakan; gerakan akan menarik perhatian seseorang, jika benda-benda lainnya diam.
2.    Perubahan intensitas: suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.
3.    Pengulangan (repetition): iklan yang diulang-ulang akan lebih menarik perhatian, walaupun sering kali seseorang merasa jengkel dibuatnya. Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak masuk dalam rentang perhatian seseorang, maka akhirnya akan mendapat perhatian.
4.    Sesuatu yang baru (novelty): suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian daripada sesuatu yang telah kita ketahui.
5. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak: suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik perhatian seseorang. Misalnya; jika ada segerombolan orang yang berkerumun di rel kereta api, maka seseorang akan tertarik untuk melihat apa yang dilihat oleh gerombolan orang tersebut.

b. Faktor internal
            Faktor internal yang ada pada seseorang akan mempengaruhi bagaimana seseorang menginterpratasikan stimulus yang dilihatnya. Itu sebabnya stimulus yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda.
1.    Pengalaman/pengetahuan: pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang diperoleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.
2.    Harapan (expectation): harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap stimulus. Misalnya; jika seseorang ke rumah sakit mengantarkan orang sakit dalam keadaan gawat, ketika ada orang dengan jas putih datang, maka kita akan langsung memanggilnya dokter. Namun jika yang datang kita tahu bukan dokter, maka orang tersebut akan kecewa dan berteriak “Mana dokternya?”
3.    Kebutuhan: kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebut dapat masuk dalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus secara berbeda. Misalnya; seseorang mendapat uang sebesar 15 juta rupiah, seseorang akan merasa banyakr sekali bila yang dibutuhkan untuk membeli telivisi, namun jika yang dibutuhkan untuk membeli rumah, uang sebesar itu akan dipersepsikan sedikit.
4.    Motivasi: motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. Jika seseorang ingin lulus dengan cum laude maka nilai B akan diinterpretasikan sebagai nilai yang buruk, namun jika seseorang ingin cepat lulus maka nilai B adalah nilai yang sudah baik.
5.    Emosi: emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang ada. Emosi takut akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap rasa sakit. Jika seseorang merasa takut maka setelah operasi akan merasa lebih sakit dibandingkan dengan mereka yang menghadapi operasi dengan perasaan tidak takut.
6.    Budaya: seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar kelompoknya sebagai sama saja. Inilah yang membentuk terjadinya stereotip. Kita akan melihat orang tua sebagai sama saja cerewetnya dan suka membanggakan masa lalunya. Demikian pula orang tua akan mempersepsikan anak muda sekarang sebagai anak muda yang kurang tahu sopan santun dan kurang tahu bekerja keras.

II. 6 Komunikasi antarpersonal

            Komunikasi antar personal merupakan komunikasi yang terjadi saat tatap muka antara dua orang atau lebih, baik dalam situasi secara terorganisasi ataupun pada kerumunan orang. Komunikasi antar personal bersifak interaksi dua arah.individu dan individu. Verbal atau nonberbal. Komunikasi antar personal dilakukan untuk berbagi informasi dan persaan antara yang satu dengan yang lainnya atau antar individu dengan kelompok kecil.

            Pendekatan komunikasi antar personal

1.      Komponen utama
Komunikasi antar personal terjadi jika pengirim menyampaikan informasi berbentuk kata-kata kepada penerima dengan memakaii medium suara manusia. Cirinya : Spontan, tidak berstruktur, kebetulan, tidak mengejar tujuan yang direncanakan, identitas keanggotaan tidak jelas.
2.      Hubungan diadik
Komunikasi yang terjadi antara dua orang yang memiliki hubungan yang jelas. Sifat dari komunikasi ini : Spontan, informal, menerima feedback secara maksimal, partisipan berperan fleksibel
3.      Pengembangan
Komunikasi antarpersonal bisa dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu komunikasi impersonal dan komunikasi intim. Oleh sebab itu derajat komunikasi antar personal berdampak pada keluasan dan kedalamaan informasi sehingga bisa mengubah sikap.
Efektifitas komunikasi antar personal
1.      Adanya keterbukaan
2.      Empati
3.      Dukungan
4.      Positif
5.      Kesetaraan
Bab III
Hasil observasi

            Dalam tugas observasi untuk pilwalkot kali ini saya mewawancarai 3 orang warga Bandung yang sudah memiliki hak pilih. Mungkin memang terlalu cepat menarik kesimpulan dari ketiga orang warga bandung ini. Dari seluruh warga bandung yang sudah mempunyai hak pilih. Tetapi saya bisa mengamati bahwa iklan luar ruang yang dilakukan untuk memperkenalkan calon walikota bandung kurang efektif.
            Karenanya ketika saya mewawancarai salah satu warga Bandung, beliau malah enggan melihat karena spanduk, pampflet, baligo yang terpampang di jalan protocol kota Bandung di tempatkannya tidak pada tempat yang semestinya atau malah merusak keindahan tata kota Bandung.
            Alangkah baiknya untuk menginformasikan dengan audio atau audio visual, karena mungkin bagi otang yang terbiasa bekerja di kantor sangat jauh berbeda dengan orang yang biasa hidup dijalan maksudnya orang yang kesehariannya dijalan seperti pedagang atau supir dan yang lainnya.
            Kehidupan yang bekerja dikantor lebih tertuju pada kegiatan mereka yang terus berlanjut seperti itu tanpa memperhatikan keadaan sekitar terkadan tidak sadar bahwa perubahan itu sudah terjadi.
Misalnya seorang warga bandung yang tidak tahu bakal ada pilwalkot, beliau baru tahu ada pilwalkot ketika ada sosialisasi ke tempat dia dimana bekerja, makanya todak heran seharusnya pilwalkot ini harusnya lebih bisa merangkul semua kalangan masyarakat agar perduli tentang keadaan sekitarnya.

Bab IV
Simpulan

            Setelah mensurvei 3 orang warga bandung ini memang belum cukup menentukan dan menyimpulkan bahwa semua orang Bandung ini sama tapi dari ketiga orang ini, saya dapat memastikan komunikasi melalui iklan luar ruang memang efektif bagi sebagian orang, yang kegiatan kesehariannnya berada di jalan.
            Tapi untuk beberapa orang yang kegiatannya berada di luar ruangan mungkin informasi yang baik untuk adanya pilwalkot ini dilakukan juga dengan iklan audio dari radio, atau iklan dari televisi.
            Setelah mewawancarai ketiga orang tersebut alangkah baiknya para calon melakukan komunikasi efektif yang sudah di jelaskan pada teori komunikasi anttar personal.

            Karena dengan melakukan komunikasi antarpersonal tersebut feedback dapat di terima maksimal, partisipan berperan fleksibel dan kegiatan non verbal nya pun terlihat dan terlebih mungkin akan mencerminkan bagaimana orang yang sedang diajak berkomunikasi tersebut perilakunya

studi kasus humas

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
            Banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh manusia pada era modern ini membuat mereka tidak sempat untuk memikirkan dan membuat masakan untuk mereka konsumsi, akhirnya makanan instanlah yang dipilih. Hal itu yang melatarbelakangi munculnya berbagai makanan ringan. Melihat peluang pasar yang terbuka lebar, membuat produsen makanan semakin kreatif dalam membuat ide-ide baru dalam hal makanan ringan.
            Akhirnya tidak sedikit dari para produsen makanan yang menambahkan zat-zat kimia untuk membuat produk mereka menjadi lebih enak dan nikmat, sehingga konsumen akan terus mengkomsusmsi produk tersebut. Padahal produsen makanan ringan jelas-jelas mengetahui bahaya dari penggunaan zat-zat kimia apabila di konsumsi dalam waktu yang lama. Macam-macam zat kimia yang disebut-sebut sebagai salah satu pelengkap pada produk makanan pun beragam diantaranya, MSG (monosodium glutamat), pewarna buatan yang bukan digunakan untuk makanan (rodamin B), melmin (C3H6N6) dan masih banyak zat kimia yang lain.
            Kasus penggunaan zat-zat kimia yang terdapat dalam makanan ringan bukan baru pertama kali terjadi. Sebelumnya pernah terjadi kasus yang sama pada produk makanan Anak Mas, yaitu makanan ringan yang menggunakan MSG berlebih didalamnya sehingga sangat berpengaruh pada kesehatan bila dikonsumsi dalam jangka panjang.
            Diantara banyak kasus yang beredar tentang penggunaan zat-zat kimia pada produk makanan, salah satu produk yang di sebuat adalah oreo. Oreo adalah makanan ringan yang di produksi oleh PT. KRAFT. Zat kimia yang terkandung dalam produk oreo adalah melamin.Melamin (C3H6N6) adalah sebuah zat kimia berbentuk kristal putih yang digunakan untuk membuat produk plastik, pupuk,bahan perekat,bahan untuk produk tahan api,polimer dan pembersih. Pada konsentrasi tinggi, zat kimia ini bisa menyebabkan batu ginjal dan gagal ginjal, khususnya pada bayi.Ketika dicerna,metabolisme menghasilkan amonia di dalam tubuh yang menyebabkan kegagalan ginjal.
            Ketika rumor ini beredar di masyarakat, hal ini menyebabkan berbagai macam krisis yang terjadi pada PT.KRAFT, diantaranya krisis kepercayaan dan menyebabkan berbagai macam kerugian, kerugian secara material maupun immaterial.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Public Relations
            PR adalah kegiatan komunikasi yang terencana dan persuasif untuk mendesain publik-publik yang nyata. PR bukanlah ilmu tradisional yang digunakan untuk menghadapi tujuan-tujuan sesaat. PR perlu direncanakan dalam suatu pendekatan manajemen kepada target-target public tertentu.
            Definisi PR menekankan pada fungsi komunikasi dari PR. Pada dasarnya , semua manajer di dalam organisasi bertanggung jawab dan terlibat dalam komunikasi, tetapi PR manajer memiliki tanggung jawab yang lebih besar, dan memiliki tanggung jawab yang lebih spesifik di dalam komunikasi. Komunikasi berperan di dalam skill (keahlian) seorang PR, juga harus nampak dalam tugas-tugasnya (tasks performed).
            Selain harus nampak pada skill, seorang PR juga harus dapat mengaplikasikan komunikasi dalam sistem. Sistem komunikasi yang dimaksud adalah metode untuk mengumpulkan informasi , memelihara hubungan baik dengan publik baik secara internal maupun eksternal adalah contoh dari pelaksanaan sistem komunikasi. Yang terakhir yaitu public relations bertanggung jawab terhadap terciptanya komunikasi 2 arah yang sistematis.
            Keberadaan PR dalam suatu organisasi terutama difungsikan untuk menunjang fungsi-fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan bersama. Adanya berbagai kemajuan telah mengakibatkan terjadinya pembaruan dalam masyarakat. Cara hidup mesyarakat yang semakin modern dan semakin terspesialisasi dalam bidang-bidang tertentu, semakin mempengaruhi fungsi tersebut. Kondisi di atas jelas memerlukan keahlian khusus di bidang PR. Praktisi PR dituntut kemampuannya untuk mengkoordinasikan atau mengelola pemanfaatan sumber daya organisasi untuk penyelenggaraan komunikasi 2 arah antara organisasi dan publiknya. Kaitan antara PR dengan konsep manajemen menghasilkan pemahaman akan pentingnya public relations.
            Seperti dinyatakan oleh Mc Elreath:
            “Management PR berarti melakukan penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Bentuk kegiatan komunikasi dapat berupa penerbitan brosur perusahaan, pertemuan-pertemuan kelompok kecil sampai pada kegiatan yang sangat kompleks seperti konferensi pers dengan menggunakan satelit”. Dari pernyataan tersebut manajemen public relations dipahami sebagai bentuk pengelolaan public relations dengan menerapkan fungsi-fungi manajemen yaitu dengan menjalankan penelitian, perencanaan dan evaluasi terhadap program yang dijalankan.
II.2 Eksternal Relations
            Publik Eksternal adalah publik yang berada di luar organisasi/ instansi/ perusahaan yang harus diberikan penerangan/informasi untuk dapat membina hubungan baik. Publik eksternal menyesuaikan diri dengan bentuk atau sifat, jenis dan karakter dari organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian maka yang menjadi publik eksternal suatu organisasi akan berbeda dengan organisasi lainnya.
Publik Eksternal Dan Bentuk Hubungan Eksternal Perusahaan
 a. Publik Eksternal suatu Perusahaan
1. Publik Pers (Press Public)
2. Publik Pemerintahan (Government Public)
3. Publik Masyarakat Sekitar (Community Public)
4. Publik Rekanan/Pemasok (Supplier Public)
5. Publik Pelanggan (Costumer Public)
6. Publik Konsumen (Consumer Public)
7. Publik Bidang Pendidikan (Educational Public)
8. Publik Umum (General Public)
 b. Hubungan Eksternal suatu Perusahaan
            Dengan adanya public eksternal dalam lingkup kegiatan PR tersebut memberikan konsekuensi pada berbagai hubungan bagi masing-masing public eksternal. Sifat hubungannya disebut hubungan eksternal (Eksternal Relations). Beberapa bentuk hubungan internal dalam perusahaan :
            Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan membina hubungan baik dengan pihak pers.Arti harpiah daripad press adalah percetakan, namun pada perkembangan selanjutnya istilah pers dapat diartikan sebagai pihak-pihak yang berkecimpung dalam hal pemberitaan, jadi tidak saja surat kabar, tapi juga meliputi berbagai media seperti TV, Radio, dsb. Prinsipnya Press Relations adalah membina hubungan baik dengan orang-orang pers. Disamping membina, seorang PRO juga harus mengatur dan mengembangkan hubungan baik dengan pers dsb.
            PR harus mempunyai hubungan yang baik dengan pers, sebab mereka mempunyai peranan penting dalam kemajuan dan perkembangan perusahaan/instansi yang menyangkut pemberitaan baik negative maupun positif. Jadi pers merupakan kunci kesuksesan dari kegiatan public relations suatu perusahaan.
Bentuk hubungan pers:
·                 Press Release
·                 Press Conference
·                 Press Room
·                 Press Tour
·                 Press Reception

II.3 Citra
            Pengertian citra adalah: (1) kata benda: gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk; (3) kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi; (4) data atau informasi dari potret udara untuk bahan evaluasi.
            Katz dalam Soemirat dan Ardianto (2004) mengatakan bahwa citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang , suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan.

Jefkins (2003) menyebutkan beberapa jenis citra (image). Berikut ini lima jenis citra yang dikemukakan, yakni:
1. Citra bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi––biasanya adalah pemimpinnya––mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.
2. Citra yang berlaku (current image). Adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.
3. Citra yang diharapkan (wish image). Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen.
4. Citra perusahaan (corporate image). Adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.
5. Citra majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan.
            Terciptanya suatu citra yang baik dimata masyarakat atau khalayak sasaran akan menguntungkan perusahaan atau suatu organisasi, sebab citra yang baik merupakan tujuan pokok perusahaan atau organisasi. Citra yang baik juga akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi perusahaan atau organisasi.
            Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Berikut ini adalah bagan dari orientasi PR, yakni image building (membangun citra) sebagai model komunikasi
            Efektivitas PR di dalam pembantukan citra (nyata, cermin dan aneka ragam) organisasi, erat kaitannya dengan kemampuan (tingkat dasar dan lanjut) pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job design, reward system, komunikasi dan pengambilan keputusan) dan manajemen waktu/ perubahan dalam mengelola sumberdaya (materi, modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif, yaitu mencakup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta menjalin hubungan dengan orang.
            Praktisi humas senantiasa dihadapkan pada tantangan dan harus menangani berbagai macam fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu hitam, putih, atau abu-abu. Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Citra humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Itu berarti citra tidak seharusnya “dipoles agar lebih indah dari warna aslinya”, karena hal itu justru dapat mengacaukannya (Anggoro, 2002).


BAB III
ANALISIS

            Sejak kasus produk susu buatan china yang menewaskan 4 orang anak dan 54.000 penyakit lainnya terungkap, pemerintah mulai mengadakan peninjauan langsung kepada pasar-pasar dan supermarket untuk memeriksa produk-produk apa saja yang mengandung melamin. Kekhawatiran pun semakin meluas ketika diketahui susu import china ini digunakan untuk membuat yoghurt, permen, coklat dan makanan ringan lainnya (www.google.com/bakohumas)
            Oreo adalah salah satu produk makanan ringan yang dikabarkan mengandung melamin. Melamin (C3H6N6) adalah sebuah zat kimia berbentuk kristal putih yang digunakan untuk membuat produk plastik, pupuk,bahan perekat,bahan untuk produk tahan api,polimer dan pembersih. Pada masalahnya zat kimia ini bisa menyebabkan batu ginjal dan gagal ginjal, khususnya pada bayi. Ketika dicerna,metabolisme menghasilkan amonia di dalam tubuh yang menyebabkan kegagalan ginjal. Melamin dalam produk oreo digunakan sebagai pengkilat biskuit coklat dan pemutih pada cream rasa yang terdapat di lapisan tengah biscuit
            Setelah BPOM melakukan tinjauan langsung pada pasar dan supermarket maka tidak lama seluruh produk oreo langsung dicabut dari peredaran, karena dianggap tidak sesuai dengan kandungan makanan yang semstinya dan terdapat zat kimia yang dapat berdampak buruk pada tubuh apabla di konsumsi pada waktu yang lama. Hal tersebut yang membuat oreo ditarik dari pasar. Akhirnya oreo mengalami kerugian yang sangat besar. Krisis kepercayaan dan kerugian secara materiil dan immateriil.

KRISIS KEPERCAYAAN TERHADAP PRODUK OREO
            Dengan timbulnya kasus tersebut maka oreo benar-benar dalam posisi yang sangat sulit. Oreo mengalami krisis kepercayaan yaitu, kondisi dimana publik sudah tidak lagi percaya dan mau menggunakan lagi produk oreo tersebut. Krisis inilah yang paling parah bagi sejarah perusahaan karena apabila publik sudah tidak percaya lagi pada produk tersebut maka akan berdampak besar bagi kelangsungan perusahaan.
            Karena hal ini menyebar lewat media massa, maka pihak Public Relations PT.KRAFT seharusnya langsung menetralisir rumor tersebut. Dengan cara menjelaskan tentang keberadaan produk oreo. Karena oreo berasal dari berbagai macam distributor di berbagai negara, maka seorang PR oreo harus menginformasikan bahwa produk oreo yang disinyalir terdapat kandungan melamin atau susu import china adalah produk oreo bukan berasal dari distributor PT.KRAFT Indonesia, melainkan dari distributor asing yang lain. Sehingga publik akan berfikir ulang apabila akan mengkonsumsi oreo.
            Cara untuk membedakan apakah oreo tersebut buatan distributor asing atau buatan indonesia yaitu dengan cara melihat kode produksi yang tertera pada no BPOM. Kode MD untuk semua produk buatan indonesia dan kode ML untuk produk buatan asing.(www.TEMPOinteraktif.com)
            PR Oreo juga harus memberi penjalasan kepada media dengan cara mengadakan konferensi pers melalui media, hal ini bertujuan agar publik tidak merasa di tipu oleh berita yang beredar, karena publik pun membutuhkan penjelasan.
            Kemudian cara PR oreo yang berusaha membangun kembali image yang hancur melalui iklan tergolong cukup baik sebagai langkah cepat untuk menetralisir masalah yang sedang terjadi. Dalam iklan tersebut diperlihatkan bagaimana cara pembutan oreo serta lebih ditonjolkan pada ke-higienisan produknya.
            Iklan oreo yang ditampilkan diharapkan agar publik mengetahui proses pembuatan oreo, dengan kebersihannya dan penggunaan mesin yang modern sehingga tidak mungkin apabila terdapat zat kimia pada produk tersebut. Pesan itulah yang ingin disampaikan oleh PR oreo kepada publik.
            Di akhir iklan sebaiknya terdapat logo Aku cinta Indonesia dimaksudkan agar publik lebih mengutamakan produk buatan indonesia daripada produk buatan asing, meskipun sama-sama oreonya. Karena yang disinyalir terdapat melamin adalah terdapat pada oreo buatan distributor asing. (www.kompas.com)
            Setelah cara-cara aman dilakukan untuk selanjutnya perlu diadakan promo yang berfungsi sebagai pengingat terhadap produk oreo. Agar publik senantiasa mengingat oreo dan dengan demikian kepercayaan publik secara perlahan kembali normal.
            Pihak PR juga harus selalu melakukan controling system kepada produk yang akan dipasarkan, sehingga untuk kemudian tidak akan ada lagi kasus seperti ini.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
            Konsumen oreo adalah mayoritas anak kecil, maka hendaknya diperhatikan bahan pembuatannya sehingga tidak merusak sistem jaringan tubuh apabila dikonsumsi dalam waktu yang lama. Public Relations perusahaan hendaknya selalu menjaga komunikasi antara publik internal dan publik eksternal sehingga bisa mengidentifikasi gejala-gejala krisis yang akan timbul, sehingga apabila terjadi kasus tersebut tidak akan terdengar oleh media dan tidak merusak citra atau image perusahaan. Karena apabila image perusahaan sudah jelek di mata publik, maka butuh waktu yang lama untuk mengembalikan kepercayaan tersebut
SARAN
Dengan adanya masalah yang timbul, diharapkan masyarakat lebih selektif lagi dalam mengambil keputusan.
1.      Jangan mudah percaya oleh iklan yang bersifat persuasif.
2.      Hendaknya membaca komposisi pada produk yang akan dibeli, khususnya produk makanan, apakah sudah sesuai dengan nilai takaran gizi yang berlaku atau belum.
3.      Apabila ada yang kurang jelas pada kemasan produk, maka jangan ragu untuk menanyakan pada layanan konsumen bebas pulsa yang disediakan oleh produsen produk tersebut.
4.      Selalu bersifat pintar dan tanggap pada masalah yang terjadi sehingga bisa mengambil keputusan dngan bijak dan tepat.

5.       Usahakan selalu untuk  mengkonsumsi produk buatan indonesia.