Sabtu, 02 November 2013

psikologi komunikasi

Bab I
Latar Belakang
            Semakin maraknya iklan luar luar untuk pemilihan walikota daerah bandung, semakin tidak terlihat tata kota di daerah Bandung karena merusak pemandangan yang seharusnya indah di sekitaran jalan protocol di daerah bandung terutama di pusat kota.
            Untuk pemilu walikota kali ini di bandung terdapat 8 calon yang siap untuk meramaikan pemilihan. Ada yang di usung dari partai ada juga yang independen semuanya dengan satu tujuan menjadi walikota di bandung untuk periode 2013-2018.
            Tidak semua pula iklan luar ruang dapat menyentuh masyarakat kota bandung, misalnya karena penyimpanan pamflet atau spanduk yang tidak teratur bukan orang ingin melihat tetapi malah kecewa karena pemasangannya tidak sesuai dengan yang di tentukan.
            Mungkin untuk iklan luar ruang yang baik agar dapat menginformasikan kepada masyarakat bandung tentang adanya pemilihan walikota bisa di sebarkan melalui audio visual, karena tidak semua orang mau membaca pampflet atau spanduk yang berada di jalan.



Bab II
Tinjauan Pustaka
II.1 Psikologi komunikator
            Ketika komunikator berkomunikasi, yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan, tetapi juga keadaan dia sendiri. Ia tidak dapat menyuruh pendengar hanya memperhatikan apa yang ia katakan. Pendengar juga akan memperhatikan siapa yang mengatakan. Kadang-kadang siapa lebih penting dari apa. (Rahkmat, 2008 : 255 )
            Persuasi tercapai karena karakteristik personal pembicara, yang ketika ia menyampaikan pembicaraannya kita menganggapnya dapat dipercaya. Kita lebih penuh dan lebih cepat percaya pada orang-orang baik daripada orang lain: ini berlaku umumnya pada masalah apa saja dan mutlak berlaku ketika tidak mungkin ada kepastian dan pendapat terbagi. Tidak benar, anggapan sementara penulis retorika bahwa kebaikan personal yang di ungkapkan pembicara tidak berpengaruh apa-apa pada kekuatan persuasinya ; sebaliknya, karakternya hampir bisa disebut sebagai alat persuasi yang paling efektif yang dimilikinya. ( Aristoteles, 1954:45 )
            Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikator terdiri dari kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan. Ketiga dimensi ini berhubungan dengan jenis pengaruh sosial yang ditimbulkannya. Menurut Herbert C.Kelman ( 1975 ) pengaruh komunikasi pada kita ada 3 yaitu internalisasi, identifikasi dan ketundukan.
            Internalisasi terjadi bila orang menerima pengaruh karena perilaku yang di anjurkan itu sesuai dengan system nilai yang dimilikinya. Kita menerima gagasan, pikiran atau anjuran orang lain, karena gagasan, pikiran, atau anjuran tersebut berguna untuk memecahkan masalah, penting dalam menunjukan arah, atau dituntut oleh system nilai kita. Internalisasi terjadi ketika kita menerima anjuran orang lain atas dasar rasional.
            Identifikasi terjadi bila individu mengambil perilaku yang berasal dari orang atau kelompok lain karena perilaku itu berkaitan dengan hubungan yang mendefinisikan diri secara memuaskan dengan orang atau kelompok itu. Hubungan yang mendefinisikan diri artinya memperjelas konsep diri.
            Ketundukan terjadi bila individu menerima pengaruh dari orang lain atau kelompok lain karena ia berharap memperoleh reaksi yang menyenangkan dari orang atau kelompok tersebut. Dalam ketundukan, orang menerima perilaku yang dianjurkan bukan karena mempercayainya, tetapi karena perilaku tersebut membantunya untuk menghasilkan efek sosial yang memuaskan.
            Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat komunikator. Dalam definisi ini terkandung 2 hal (1) kredibilitas adalah persepsi komunikate, jadi tidak inheren dalam diri komunikator; (2) kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen-komponen kredibilitas.
            Atraksi faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal : Daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan, dan kemampuan. Pada bagian ini, kita akan sedikit mengulang pengaruh atraksi fisik dan kesamaan dalam hubungannya dengan efektifitas komunikasi, yakni mengubah sikap atau perilaku.
            Kekuasaan adalah kemampuan menimbulkan ketundukan. Seperti kredibilitas dan atraksi, ketundukan timbul dari interaksi antara komunikator dan komunikate. Kekuasaan menyebabkan seorang komunikator dapat memaksakan kehendaknya kepada orang lain, karena ia memiliki sumber daya yang sangat penting.
II.2 Komunikasi verbal
            Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting.[1]
            Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:
1.      Bahasa
            Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain.[2]
            Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu adalah:
a. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita;
b. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia
c. Untuk menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
            Bagaimana mempelajari bahasa? Menurut para ahli, ada tiga teori yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa.
            Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini menekankan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan istilah S-R. teori ini menyatakan bahwa jika satu organism dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung akan member reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh orang lain.
            Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh Noam Chomsky. Menurutnya kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir.
            Teori ketiga disebut Mediating theory atau teori penengah. Dikembangkan oleh Charles Osgood. Teori ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.[3]
2.      Kata
            Kata merupakan inti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang. [4]

II.3 Komunikasi non verbal
           
            Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.[5]
            Jenis-jenis komunikasi nonverbal :
1. Sentuhan , sentuhan sebagai komunikasi verbal
            Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.

2. Kronemik, penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal
            Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).

3. Gerakan tubuh, meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.

4. Proxemik, yaitu jarak, tempat atau lokasi posisi
            Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
·         Jarak intim
            Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
·         Jarak personal
            Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
·         Jarak sosial
            Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
·         Jarak publik
            Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga

5. Vokalik, unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara bicara
            Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.

6. Lingkungan, diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna. Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.

II. 4 Psikologi Pesan

            Proses komunikasi yang berhubungan dengan pesan yang dikirim komunikator kepada komunikan yang disampaikan.Psesan terbagi atas 2 yaitu :
§  Pesan Linguistik adalah komunikasi yang dilakukan manusia dengan cara mengungkapkan kata-kata dan kalimat. Bahasa terbagi atas 2 yaitu
§  Fungsional adalah alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan
§  Formal sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dibuat menurut peraturan tata bahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata garus disusun dan dirangkaikan sehingga memberi arti.
§  Pesan non verbal
            1. Repetisi
Artinya mengulang kembali gagasan yang sudah disjikan secara verbal.
Contoh : setelah saya menjelaskan penolakan saya, saya lalu menggelengkan kepala berkali-kali.
            2. Substitusi
Artinya menggantikan lambang-lambang verbal.
Contoh : Tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulut Anda, Anda dapat menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-angguk.
            3. Kontradiksi
Artinya menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal.
Contoh : Anda memuji prestasi teman Anda dengan mencibirkan bibir Anda “Hebat, kau memang hebat”.
            4. Komplemen
Artinya melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.
Contoh : Air muka Anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
            5. Aksentuasi
Artinya menegaskan atau menggarisbawahi pesan verbal
Contoh : Anda mengungkapkan kejengkelan Anda dengan memukul meja.

II. 5 Persepsi

            Persepsi adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti.
            Robin mendefinisikan persepsi sebagai proses di mana seseorang mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan dengan tujuan untuk memberi makna terhadap lingkungannya.
            Sedangkan Notoatmodjo mendefinisikan persepsi adalah suatu proses otomatis yang terjadi cepat dan kadang tidak kita sadari, di mana kita dapat mengenali stimulus yang kita terima.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
            Ada beberapa faktor yang menyebabkan stimulus dapat masuk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor penyebab ini dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut :

a. Faktor eksternal
1.    Kontras : Cara termudah untuk menarik perhatian adalah dengan membuat kontras baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan
§  Kontras warna; jika seseorang naik gunung maka dianjurkan menggunakan jaket warna jingga. Hal ini untuk memudahkan pencarian jika tersesat di gunung. Warna jingga yang kontras dengan warna hijau disekelilingnya akan lebih cepat menarik perhatian seseorang.
§  Kontras ukuran; cara ini banyak dilakukan oleh perusahaan iklan, di mana mereka akan membuat papan iklan yang besar sekali (balihoo).
§  Kontras bentuk; diantara kumpulan orang yang kurus-kurus maka kita akan cepat menjadi perhatian orang jika kita berbadan gemuk
§  Kontras gerakan; gerakan akan menarik perhatian seseorang, jika benda-benda lainnya diam.
2.    Perubahan intensitas: suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.
3.    Pengulangan (repetition): iklan yang diulang-ulang akan lebih menarik perhatian, walaupun sering kali seseorang merasa jengkel dibuatnya. Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak masuk dalam rentang perhatian seseorang, maka akhirnya akan mendapat perhatian.
4.    Sesuatu yang baru (novelty): suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian daripada sesuatu yang telah kita ketahui.
5. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak: suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik perhatian seseorang. Misalnya; jika ada segerombolan orang yang berkerumun di rel kereta api, maka seseorang akan tertarik untuk melihat apa yang dilihat oleh gerombolan orang tersebut.

b. Faktor internal
            Faktor internal yang ada pada seseorang akan mempengaruhi bagaimana seseorang menginterpratasikan stimulus yang dilihatnya. Itu sebabnya stimulus yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda.
1.    Pengalaman/pengetahuan: pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang diperoleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.
2.    Harapan (expectation): harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap stimulus. Misalnya; jika seseorang ke rumah sakit mengantarkan orang sakit dalam keadaan gawat, ketika ada orang dengan jas putih datang, maka kita akan langsung memanggilnya dokter. Namun jika yang datang kita tahu bukan dokter, maka orang tersebut akan kecewa dan berteriak “Mana dokternya?”
3.    Kebutuhan: kebutuhan akan menyebabkan stimulus tersebut dapat masuk dalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus secara berbeda. Misalnya; seseorang mendapat uang sebesar 15 juta rupiah, seseorang akan merasa banyakr sekali bila yang dibutuhkan untuk membeli telivisi, namun jika yang dibutuhkan untuk membeli rumah, uang sebesar itu akan dipersepsikan sedikit.
4.    Motivasi: motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. Jika seseorang ingin lulus dengan cum laude maka nilai B akan diinterpretasikan sebagai nilai yang buruk, namun jika seseorang ingin cepat lulus maka nilai B adalah nilai yang sudah baik.
5.    Emosi: emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang ada. Emosi takut akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap rasa sakit. Jika seseorang merasa takut maka setelah operasi akan merasa lebih sakit dibandingkan dengan mereka yang menghadapi operasi dengan perasaan tidak takut.
6.    Budaya: seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar kelompoknya sebagai sama saja. Inilah yang membentuk terjadinya stereotip. Kita akan melihat orang tua sebagai sama saja cerewetnya dan suka membanggakan masa lalunya. Demikian pula orang tua akan mempersepsikan anak muda sekarang sebagai anak muda yang kurang tahu sopan santun dan kurang tahu bekerja keras.

II. 6 Komunikasi antarpersonal

            Komunikasi antar personal merupakan komunikasi yang terjadi saat tatap muka antara dua orang atau lebih, baik dalam situasi secara terorganisasi ataupun pada kerumunan orang. Komunikasi antar personal bersifak interaksi dua arah.individu dan individu. Verbal atau nonberbal. Komunikasi antar personal dilakukan untuk berbagi informasi dan persaan antara yang satu dengan yang lainnya atau antar individu dengan kelompok kecil.

            Pendekatan komunikasi antar personal

1.      Komponen utama
Komunikasi antar personal terjadi jika pengirim menyampaikan informasi berbentuk kata-kata kepada penerima dengan memakaii medium suara manusia. Cirinya : Spontan, tidak berstruktur, kebetulan, tidak mengejar tujuan yang direncanakan, identitas keanggotaan tidak jelas.
2.      Hubungan diadik
Komunikasi yang terjadi antara dua orang yang memiliki hubungan yang jelas. Sifat dari komunikasi ini : Spontan, informal, menerima feedback secara maksimal, partisipan berperan fleksibel
3.      Pengembangan
Komunikasi antarpersonal bisa dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu komunikasi impersonal dan komunikasi intim. Oleh sebab itu derajat komunikasi antar personal berdampak pada keluasan dan kedalamaan informasi sehingga bisa mengubah sikap.
Efektifitas komunikasi antar personal
1.      Adanya keterbukaan
2.      Empati
3.      Dukungan
4.      Positif
5.      Kesetaraan
Bab III
Hasil observasi

            Dalam tugas observasi untuk pilwalkot kali ini saya mewawancarai 3 orang warga Bandung yang sudah memiliki hak pilih. Mungkin memang terlalu cepat menarik kesimpulan dari ketiga orang warga bandung ini. Dari seluruh warga bandung yang sudah mempunyai hak pilih. Tetapi saya bisa mengamati bahwa iklan luar ruang yang dilakukan untuk memperkenalkan calon walikota bandung kurang efektif.
            Karenanya ketika saya mewawancarai salah satu warga Bandung, beliau malah enggan melihat karena spanduk, pampflet, baligo yang terpampang di jalan protocol kota Bandung di tempatkannya tidak pada tempat yang semestinya atau malah merusak keindahan tata kota Bandung.
            Alangkah baiknya untuk menginformasikan dengan audio atau audio visual, karena mungkin bagi otang yang terbiasa bekerja di kantor sangat jauh berbeda dengan orang yang biasa hidup dijalan maksudnya orang yang kesehariannya dijalan seperti pedagang atau supir dan yang lainnya.
            Kehidupan yang bekerja dikantor lebih tertuju pada kegiatan mereka yang terus berlanjut seperti itu tanpa memperhatikan keadaan sekitar terkadan tidak sadar bahwa perubahan itu sudah terjadi.
Misalnya seorang warga bandung yang tidak tahu bakal ada pilwalkot, beliau baru tahu ada pilwalkot ketika ada sosialisasi ke tempat dia dimana bekerja, makanya todak heran seharusnya pilwalkot ini harusnya lebih bisa merangkul semua kalangan masyarakat agar perduli tentang keadaan sekitarnya.

Bab IV
Simpulan

            Setelah mensurvei 3 orang warga bandung ini memang belum cukup menentukan dan menyimpulkan bahwa semua orang Bandung ini sama tapi dari ketiga orang ini, saya dapat memastikan komunikasi melalui iklan luar ruang memang efektif bagi sebagian orang, yang kegiatan kesehariannnya berada di jalan.
            Tapi untuk beberapa orang yang kegiatannya berada di luar ruangan mungkin informasi yang baik untuk adanya pilwalkot ini dilakukan juga dengan iklan audio dari radio, atau iklan dari televisi.
            Setelah mewawancarai ketiga orang tersebut alangkah baiknya para calon melakukan komunikasi efektif yang sudah di jelaskan pada teori komunikasi anttar personal.

            Karena dengan melakukan komunikasi antarpersonal tersebut feedback dapat di terima maksimal, partisipan berperan fleksibel dan kegiatan non verbal nya pun terlihat dan terlebih mungkin akan mencerminkan bagaimana orang yang sedang diajak berkomunikasi tersebut perilakunya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar