PERCERAIAN DAN
RUJUK
Talaq
- Menurut Ulama mazhab
Hanafi dan Hanbali mengatakan bahwa talak adalah pelepasan ikatan
perkawinan secara langsung untuk masa yang akan datang dengan lafal yang
khusus.
- Menurut
mazhab Syafi'i, talak adalah pelepasan akad nikah dengan lafal talak atau
yang semakna dengan itu.
- Menurut
ulama Maliki, talak adalah suatu sifat hukum yang menyebabkan gugurnya
kehalalan hubungan suami istri.
Perbedaan
definisi diatas menyebabkan perbedaan akibat hukum bila suami menjatuhkan talak
Raj'i pada istrinya. Menurut Hanafi dan Hanbali, perceraian ini belum
menghapuskan seluruh akibat talak, kecuali iddah istrinya telah habis. Mereka
berpendapat bahwa bila suami jimak dengan istrinya dalam masa iddah, maka
perbuatan itu dapat dikatakan sebagai pertanda rujuknya suami. Ulama Maliki
mengatakan bila perbuatan itu diawali dengan niat, maka berarti rujuk. Ulama
syafi'i mengatakan bahwa suami tidak boleh jimak dengan istrinya yang sedang
menjalani masa iddah, dan perbuatan itu bukanlah pertanda rujuk. karena menurut
mereka, rujuk harus dilakukan dengan perkataan atau pernyataan dari suami
secara jelas, bukan dengan
perbuatan.ilihat dari segi cara suami menjatuhkan talak pada istrinya, talak
dibagi menjadi2, yaitu:
1.
Talak
Sunni: talak yang dijatuhkan suami pada istrinya dan istri dalam keadaan suci
atau tidak bermasalah secara hukum syara', seperti haidh, dan selainnya.
2.
Talak
Bid'i: talak yang dijatuhkan suami pada istrinya dan istrinya dalam keadaan
haid, atau bermasalah dalam pandangan syar'i.
Dilihat dari segi boleh tidaknya suami rujuk dengan istrinya, maka
talak dibagi menjadi dua, yaitu talak raj'i dan talak ba'in.
1.
Talak
Raj'i: Talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya (talak 1 dan 2) yang belum
habis masa iddahnya. Dalam hal ini suami boleh rujuk pada istrinya kapan saja
selama masa iddah istri belum habis.
2.
Talak
Ba'in: Talak yang dijatuhkan suami pada istrinya yang telah habis masa
iddahnya. Dalam hal ini, talak ba'in terbagi lagi pada 2 yaitu: talak ba'in
sughra dan talak ba'in kubra.
Talak ba'in
sughra adalah talak yang dijatuhkan suami pada istrinya (talak 1 dan 2) yang
telah habis masa iddahnya. suami boleh rujuk lagi dengan istrinya, tetapi
dengan aqad dan mahar yang baru. sedangkan talak ba'in kubra adalah talak yang
dijatuhkan suami pada istrinya bukan lagi talak 1 dan 2 tetapi telah talak 3.
dalam hal ini, suami juga masih boleh kembali dengan istrinya, tetapi dengan catatan,
setelah istrinya menikah dengan orang lain dan bercerai secara wajar. oleh
karena itu nikah seseorang dengan mantan istri orang lain dengan maksud agar
mereka bisa menikah kembali (muhallil) maka ia dilaknat oleh Rasulullah SAW.
dalam salah satu haditsnya.
* Talak
dua: pernyataan talak yang dijatuhkan sebanyak dua kali dan memungkinkan suami
rujuk dengan istri sebelum selesai masa iddah
* Talak
tiga: pernyataan talak yang bersifat final. Suami dan istri tidak boleh rujuk
lagi, kecuali sang istri pernah dikawini oleh orang lain lalu diceraikan
olehnya.
A.
pengertian
Perceraian
dalam istilah
ahli fiqh disebut "talak" atau "furqoh" adapun arti dari
talak ialah membuka ikatan membatalkan perjanjian.
Adapun yang dimaksud dengan putusnya
perkawinan adalah berakhirnya perkawinan yang telah dibina oleh pasangan
suami istri, yang disebabkan oleh beberapa hal seperti kematian, perceraian
dan atas putusan pengadilan.
Suatu
ikatan perkawinan akan menjadi putus antara lain di sebabkan karena
perceraian.dalam hukum Islam perceraian terjadi karena Khulu’, zhihar, ila’,
dan li’an. Khulu’ adalah perceraian
yang di sertai sejumlah harta sebagai ‘iwadh yang diberikan oleh isteri kepada
suami untuk menebus diri agar terlepas dari ikatan perkawinan. Dewasa ini
sering terjadi seorang wanita sengaja membayar suaminya agar mau bercerai. Hal
ini terjadi lantaran mengejar cita-cita duniawi semata tanpa memikirkan urusan
akhiratnya.
Zhihar atau zhuhrun yang berarti punggung dalam bahasa Arab. Dalam kaitannya dengan suami isteri, shihar adalah ucapan suami kepada isterinya yang berisi menyerupakan punggung isteri dengan punggung ibu dari suami. Dan ini menjadi sebab mengharamkan menyetubuhi isterinya. Hal ini juga sering kita alami lantaran sang isteri mirip dengan ibu kita. Tetapi kalau penyebutannya dalam hal yang ringan hal semacam itu tidak menjadi masalah.
Illa’ artinya simpah, yaitu sumpah suami yang menyebut asma Allah untuk tidak mendekati isterinya itu. Dan di sini Allah memberikan waktu selama empat bulan. Jika dalam waktu itu tidak ada perubahan antara keduanya maka suami boleh menjatuhkan talak. Setiap ada hubungan tidak selamanya akan baik,dan ini merupakan hal yang sering terjadi dalam ikatan perkawinan. Karena terlalu emosi kadang-kadang suami bertindak di luar batas sampai-sampai bersumpah demi Allah tidak akan menyentuk isterinya. Hal semacam ini harus kita hindari jauh-jauh karena bisa memecah ikatan perkawinan.
Kemudian Li’an artinya jauh dan laknat, kutukan. Li’an ialah sumpah yang diucapkan oleh suami ketika ia menuduh isterinya berbuat zina dengan empat kali kesaksian bahwa dia adalah orang yang benar dalam tuduhan, kemudian dia bersedia menerima laknat dari Allah dalam kesaksiannya yang kelima jika ia berdusta.
Zhihar atau zhuhrun yang berarti punggung dalam bahasa Arab. Dalam kaitannya dengan suami isteri, shihar adalah ucapan suami kepada isterinya yang berisi menyerupakan punggung isteri dengan punggung ibu dari suami. Dan ini menjadi sebab mengharamkan menyetubuhi isterinya. Hal ini juga sering kita alami lantaran sang isteri mirip dengan ibu kita. Tetapi kalau penyebutannya dalam hal yang ringan hal semacam itu tidak menjadi masalah.
Illa’ artinya simpah, yaitu sumpah suami yang menyebut asma Allah untuk tidak mendekati isterinya itu. Dan di sini Allah memberikan waktu selama empat bulan. Jika dalam waktu itu tidak ada perubahan antara keduanya maka suami boleh menjatuhkan talak. Setiap ada hubungan tidak selamanya akan baik,dan ini merupakan hal yang sering terjadi dalam ikatan perkawinan. Karena terlalu emosi kadang-kadang suami bertindak di luar batas sampai-sampai bersumpah demi Allah tidak akan menyentuk isterinya. Hal semacam ini harus kita hindari jauh-jauh karena bisa memecah ikatan perkawinan.
Kemudian Li’an artinya jauh dan laknat, kutukan. Li’an ialah sumpah yang diucapkan oleh suami ketika ia menuduh isterinya berbuat zina dengan empat kali kesaksian bahwa dia adalah orang yang benar dalam tuduhan, kemudian dia bersedia menerima laknat dari Allah dalam kesaksiannya yang kelima jika ia berdusta.
Adapun
alasan-alasan perceraian yaitu:
1. Karena ketidakmampuan suami memberi
nafkah, yaitu mencukupi kebutuhan sandang, pangan, papan, dan kesehatan yang
diperlukan bagi kehidupannya. Jika istri tidak bisa menerima keadaan ini, maka
dia bisa meminta kepada sang suami untuk menceraikannya, sementara istri
benar-benar tidak sanggup menerimanya, pengadilan yang menceraikannya.
2. Karena suami bertindak kasar, misalnya
suka memukul, untuk melindungi kepentingan dan keselamatan istri, atas
permintaan yang bersangkutan pengadilan berhak menceraikannya.
3. Karena kepergian suami dalam waktu
yang relative lama, tidak pernah ada dirumah, bahkan imam Malik tidak
membedakan apakah kepergian itu demi mencari ilmu, bisnis, atau karena alasan
lain. Jika istri tidak bisa menerima keadaan itu dan merasa dirugikan,
pengadilan yang menceraikannya. Berapa ukuran lama masing-masing masyarakat
atau Negara bisa membuat batasan sendiri melalui undang-undang.
4. Suami dalam status tahanan atau dalam
kurungan. Jika istri tidak bisa menerima keadaan itu, maka secara hokum, ia
bisa mengajukan masalahnya kepengadilan untuk diceraikan.
Jika
tuntutan perceraian dari pihak istri harus lewat pengadilan, sementara tuntutan
yang sama dari pihak suami cukup ditangani sendiri karena apabila ia
menceraikan istrinya, dipikulkan beban nafkah pasca perceraian.
A. RUJUK
Pengertian.
Rujuk
menurut bahasa artinya kembali. Adapun menurut syariat Islam ialah kembalinya
mantan suami kepada mantan isterinya yang telah di talaknya dengan talak raj’I
untuk kumpul kembali pada masa iddah tanpa tanpa mengadakan akad nikah yang
baru. Hukum asal daripada Rujukadalah mubah (boleh). Hal ini di dasarkan pada
firman Allah SWTsurat Al-Baqarah ayat 228: Artinya: “dan suami-suaminya yang
berhak meRujuknya dalam masa menanti itu jika mereka (para suami) itu
mengehendaki Islah”
Hukum
Hukum Rujuk
Hukum rujuk dapat berubah menjadi
sunnah, makruh atau haram sesuai dengan hal-hal tertentu, sebagai berikut:
a. Mubah, hal ini sesuai dengan hukum asalnya.
b. Sunnah apabila rujuk dimaksudkan untuk
memperbaiki hubungan kekeluargaan yang telah retak.
c. Makruh apabila rujuk ini akan membawa mudharat
dan talak lebih bermanfaat.
d. Haram, apabila dengan rujuk akan membawa
isteri teraniaya.
Rukun Rujuk
Adapun
rukun rujuk ada tiga, yaitu:
1.
Isteri dengan
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Isteri telah di campuri oleh mantan suami
sebab bila belum di campuri tidak ada iddah dengan demikian tidak boleh Rujuk.
b. Isteri di dalam keadaan talak raj’I, sebab
dalam keadaan talak bain baik berupa fasakh, khulu’ atau talak tiga itu tidak
boleh.
2. Suami dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Baligh (dewasa).
b. Berakal (tidak dalam keadaan gila
atau mabuk)
c. Dengan kemauan sendiri (tidak di
paksa).
3. Sighat (ucapan)
Cara merujuk yang di lakukan oleh
suami ada dua macam, yaitu: dengan sharih (jelas) dan dengan cara kinaya
(sindiran). Pada waktu suami mengucapkan Rujuk sebaiknya ada dua orang saksi
yang adil (tidak fasik).
Hikmah Rujuk
Adapun hikmah rujuk adalah:
a. Rujuk dapat mengekalkan pernikahan
dengan cara sederhana tanpa melalui akad nikah baru, setelah terjadi perceraian
antara suami dan isteri.
b. Rujuk merupakan sarana untuk menyatukan kembali hubungan antara suami isteri dengan cara ringan dari segi biaya, waktu, maupun tenaga atau pikiran.
b. Rujuk merupakan sarana untuk menyatukan kembali hubungan antara suami isteri dengan cara ringan dari segi biaya, waktu, maupun tenaga atau pikiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar